Akibat Kepolosanku II

Akibat Kepolosanku II 

 Kemenakan sopirku.(akibat kepolosanku II) Kisahku yang nyata kali ini tentang kebodohanku yang mudah2an tidak akan pernah terulang lagi,semoga. Namaku dita usia saat ini 20 th asli Bandung,tinggal di daerah Setiabudi Regency, dan saat ini kuliah sastra inggris semester 4 di salah satu pts Bandung, 

kisah ini pertama kali saya melakukan hubungan intim dengan laki2 usia 17tahun. Sesuai dengan kisahku di cerita berjudul" terangsang untuk pertama kalinya di usia 19 tahun.(akibat kepolosanku)"Kali ini kisah nyataku tentang keponakan Mang Sardi(sopirku yg beberapa bulan lalu menjadi objek seks ku) yang baru datang dari kampung,tepatnya dari daerah subang, sebut saja namanya Dedi(samaran)usia dia itu kira2 seumur 17 tahunan, dan disini ia hanya membantu2 karena ga ada biaya sekolah. Asal para pembaca tau saja kalo beberapa waktu lalu kami(saya dan mang sardi)sering melakukan suatu kegiatan seks semacam belai2an dan raba2an,tapi tetap mempertahankan kegadisanku,sampai kira2 pada bulan Agustus lalu saya masih mempertahankannya namun sejak kehadiran kemenakan Mang Sardi semuanya jadi berubah.. 



Kisahnya kira2 sbb : saat itu di rumah ga ada siapa2 karena semuanya menghadiri upacara 17 Agustus 2002 di balai kota(tempat papah kerja)dan hanya saya seorang,karena tugas disuruh jagain rumah sama papah sedangkan yang berangkat ke balai kota mamah-papah,adikku dan Mang Sardi(sopir kami) tiba2 tepat jam 9 pagi2 pintu diketok pas saya bangun tidur , dan saya punya kebiasaan kalo tidur hanya berpakaian daster saja,tanpa bh dan tanpa cd , langsung saya menuju ke bawah ternyata hanya seorang anak kira2 sma-an kalo ditaksir usianya mungkin 17 tahunan, lalu saya buka dan tanya mau ke siapa, dia jawab kalo dia itu mau ketemu pamannya yaitu Mang Sardi sopirku,lalu saya persilahkan masuk, 



dia memperkenalkan diri dengan nama Dedi(sengaja disamarkan)dan setelah itu (saya betul2 ga sadar kalo saya hanya berdaster saja karena bangun tidur)dia kupersilahkan duduk di ruang tamu dan sayapun ikut duduk sambil dia menjelaskan kedatangannya dan sedikit cerita2, disaat cerita2 gitu tatapan matanya tertuju terus ke pahaku yang saat itu memang agak keliatan karena daster yg kupakai hanya sejengkal diatas lututku apalagi saya ga pake cd saat itu memang agak transparan karena bahan dasternya tipis. saya hanya menutupkan kedua kaki ini saat itu. Lalu saya jelaskan kalo mau menginap disini harus bisa beres2 alias kerja dan diapun menganguk,lalu saya suruh dedi menyapu ruangan tamu untuk pertama kalinya dia disini sambil saya minta ijin untuk mandi. setelah saya habis mandi saat itu kira2 jam 10 pagi saya liat 



Dedi beres menyapu dan dia kupersilahkan untuk tidur di ruangan atas yang memang telah dipersiapkan oleh mamah untuk kamar tamu yang berdekatan sekali dengan kamarku yang hanya dibatasi dinding tripleks karena semula itu satu ruangan dengan kamarku,karena terlalu besar jadi dibagi dua. setelah dia masuk kekamar itu,kemudian saya ke kamarku untuk berpakaian sambil melepaskan handuk yg tadi melilit ke tubuhku, disaat saya akan memakai bh tiba2 Dedi lewat di depan pintu kamarku yang agak terbuka sedikit dan dia sempat melirik ke kamarku, saya sendiripun jadi malu sekali saat itu dan refleks menutup pintu itu dengan kakiku karena pas dia liat saya hanya bertelanjang dada dan tidak pake apa2. pas sudah berpakaian gitu saya pun ke bawah yang ternyata saya liat Dedi lagi menonton acara tivi di ruang keluarga sambil duduk bersila. saya pun menyapanya dan menawarkan makan kalo2 dia belum makan. 



dia menggeleng dan tersenyum lalu saya pun ikut nonton tivi bersamanya,hanya saya diatas kursi panjang disebelah kiri dia bersila. saat itu jam dinding menunjukkan pukul 11 siang dan terdengan phone bunyi disampingku ketika saya angkat ternyata papah dan papah bilang beliau akan ke rumah tanteku yang kebetulan dekat dengan lokasi balai kota dan akan pulang kira2 magrib,jadi waktu begitu panjang dari jam 11 sampe magrib,saya tidak kasih tau kalo Dedi kemenakan Mang Sardi ada disini karena lupa. Setelah saya meletakkan gagang telepon saya tanya ke Dedi begini"kamu bisa memijit kaki mbak ngga?" dia jawab"mmm....blum pernah mbak soalnya dikampung Dedi hanya bertani"katanya jujur. saya tersenyum dan bertanya lagi"gini Ded, mbak tadi malem udah pulang dari kampus jadi kaki pegel2 karena naik turun tangga,



Dedi mau ga pijitin kaki mbak??" lalu"saya akan coba mbak"katanya lagi. saat itu saya berpakaian kaos oblong dan celana hawai karena santai ga akan kemana-mana,setelah itupun saya menjulurkan kedua kaki sambil tetep duduk di kursi panjang dan Dedi dibawah sambil bersila menghadap ke arah kaki dan mulai memijatnya. sambil dipijat begitu saya menyandar ke sandaran kursi sambil terpejam beberapa detik,kalo diperhatikan si dedi itu hitam manis sesuai dengan wajah polosnya seorang abg hanya saja dari kampung jadi tangannya agak kasar mungkin banyak kerja kasar dikampungnya.



 tapi walau kasar tangannya itu,disaat memijat kaki ku terasa enak,dan sesekali saya lirik dia terkadang melihat celah celana hawaiku,dan kadang melihat celah ketiakku yang mungkin terlihat pinggiran payudaraku yang putih mulus dan itu yang membuatku tambah penasaran untuk terus menyuruhnya memijat lebih jauh lagi seperti yang dilakukan sama pamannya yaitu Mang Sardi. Sewaktu saya memejamkan mata untuk beberapa saat ternyata yang saya rasakan tangan kanannya sudah ada di atas lututku sebelah kanan dan hampir mengenai pahaku yang paling dalam sejenak saya merasa geli dan sedikit menggerakan kaki kananku dan dia terhenti lalu bertanya"ada apa mbak??sakit ya"tanyanya polos,saya hanya menggeleng lalu bilang"ga apa2 Ded,teruskan saja deh!!enak kok jadi agak mendingan pegel2nya"jawabku sekenanya. setelah saya berkata begitu Dedi meneruskan pijatannya,kali ini giliran tangan kirinya masuk ke atas lutut kiriku dan kali itu dua2nya tangannya meremas dan meimjat-mijat pahaku dan rasanya nikmat sekali dan dia berlama-lama memijatnya ga tau kenapa dia seperti mempermainkan rangsanganku saat itu sehingga ga terasa kemaluanku mulai basah saat Dedi meremas kedua pahaku yang sesekali menyenggol kemaluanku. lama2 tubuh saya makin ga karuan ketika 



sesekali tangan itu menyenggol kemaluanku dan secara tak sadar saya menggerakan tubuh beraturan dan Dedi pun seakan menikmati pijatannya itu namun disadarkan dengan dering telepon sehingga terperanjat saya meraih gagang telepon yang ada disampingku tapi pijatan tangan Dedi di pahaku tidak berhenti malah dia meneruskannya dengan perlahan. saya jawab ternyata temenku si Asri yang mau main ke rumahku ,lalu aku jawab dengan tidak karuan(karena remasan dan pijatan Dedi semakin mendekati kemaluan yang masih ber CD) "jangan kesini Sri,soalnya aku lagi sibuk kerja"jawabku di phone lalu Asri mnengerti dan aku meletakan phonenya. sesaat Dedi terhenti dan bertanya"mbak mau pergi???kalo gitu saya berhenti pijatnya mbak!!!",saya menggeleng dan bilang"jangan berhenti Ded, teruskan saja!!!"



dia tersenyum dan menganguk lalu bertanya"mending badan mbak ikut dipijat,misalnya punggung atau bahu,gimana mbak???"justru itu yang ditunggu-tunggu,begitu kata hatiku saat itu, dan saya pun spontan melepaskan kaos oblongku dan celana hawaiku tanpa malu2 lagi karena saya pikir saat itu yang ada dihadapanku anak kecil lagipula toh Dedi ini kemenakannya mang Sardi, sopir keluargaku yang sekaligus pemuas rangsanganku disaat senggang. yang tersisa saat itu hanyalah celana dalam dan beha saja dengan posisi telungkup di atas kursi panjang saya suruh Dedi mulai memijat daerah punggungku, dan mulailah dedi memijatnya dari mulai kaki ke bahu dan sesekali ke pinggang mendekati pinggiran payudara sebelah dalam lalu satu saat saya bilang gini"tali behanya dilepas aja Ded,


kalo kamu kagok" diapun melepaskannya pengait beha ku saat itu tanpa bilang apa2. dan sesaat dia mengelus rata punggungku saat itu dia seperti sengaja memijat ke daerah dada kiriku dan sayapun agak memiringkan badan saat itu sehingga saat itu betul2 kejadian gila yang pernah kami lakukan,yaitu tangan kanan Dedi menyentuh payudara kanan dengan posisi badanku memiring dan terdengar nafas Dedi yang tidak beraturan dan cepat sambil sesekali tangan kanannya itu mengelus2 dada kananku lama,sementara tangan kirinya mengelus-elus pantatku yang masih bercelana dalam renda2. sesaat saya mendongkakan wajah ke atas liat jam dinding sudah jam 12 siang,dan masih lama papah pulang pikirku saat itu,lalu ketika tubuh saya miring begitu lama2 saya menghadapkan 


badan ke atas seperti posisi tidur terlentang,masih di kursi panjang sementara si Dedi dihadapanku hanya melongo saja ketika secara menyeluruh melihat tubuhku setengah telanjang yaitu hanya bercelana dalam saja,putih mulus tanpa noda dengan bagian payudaraku memancung(bukannya sombong)tubuhku ini terawat dengan baik tiap hari Senin fitness di Eldorado,Bandung Utara,dengan rambut tergeraiku yang acak2an dan bagian kemaluanku yang kelihatan basah dibalik celana dalam renda2 semakin merangsang mata Dedi saat itu,asal tau saja kalo Dedi itu laki-laki kedua yang melihat bentuk tubuhku seperti itu setelah pamannya Mang Sardi,sopirku. Semula Dedi mau menyudahinya namun saya menarik tangannya dan menyuruh untuk tetap di tempat,saat itu saya masih perawan tulen karena dengan pamannya saya hanya main belai-belaian saja,namun kalo teman2 kampusku cerita,mereka sudah pengalaman dalam berhubungan badan,sehingga menambah kepenasarananku untuk mencobanya,


walaupun saya ga boleh pacaran sama mamah-papah,karena ketatnya disiplin keluarga kami,jadi apa salahnya mencoba dengan Dedi laki2 usia 17 tahun kemenakan Mang Sardi sopirku itu. walaupun banyak sekali teman2 laki2 yang mencoba mendekatiku tapi tidak berhasil karena selalu ditentang sama ortuku,jadi saya mencari pelarian ke orang yang dekat seperti Mang Sardi dan kebetulan kemenakannya, Dedi. Sesaat Dedi memandangi badan mulus saya ini sambil posisi berlutut saya bimbing tangannya itu ke payudara dan kusuruh dia belai2 disana sambil saya memejamkan mata,sementara diluar mulai turun hujan dan agak mendung sehingga lama2 saya merasa dingin dan mengajak Dedi ke ruang atas yaitu ke kamarku. Dedi menganguk dan kusuruh dia membawakan kaos oblong,beha dan celana hawai yang kulepaskan tadi. Sesampainya dikamar Dedi kusuruh membuka kemeja lusuhnya(kelihatan lusuh karena dari kampung)dia semula menolak karena malu, 



tapi aku bujuk sambil membelai rambutnya dia mau juga membukanya,sementara celana nya masih melekat dan terlihat kemaluannya tegang. saya tersenyum melihat itu. lalu saya raih kedua tangannya itu untuk naik ke ranjangku yang empuk dan Dedi nurut saja saat itu dan mulai kubimbing meraih pinggang dan payudaraku,dan saya merebahkan diri sambil tangan Dedi aktif membelai2 perut seperti memijat dan ke dada kiri kanan lalu lama2 turun tangannya ke kemaluan yang masih ber cd,dan aku suruh dia untuk menurunkan celana dalamku dia ga mau karena malu,dan aku turunkan sendiri celana dalamku saat itu dan mulailah 


Dedi memandang kemaluanku itu seperti terpana,mungkin belum pernah melihat sebelumnya saya pikir.dan memang hanya mang Sardi dan Dedi yang tau kemaluanku. O YA saat itu 11 hari setelah mens ku,jadi betapa menggebu-gebu gairah seks ku. Memang kemaluanku ini bulunya jarang dan indah seperti yang disebutkan mang Sardi beberapa waktu lalu,berwarna kemerahan dan agak putih warna sekelilingnya karena bulunya jarang,demikian kata teman2ku di kampus saat mandi bareng mereka(tentu saja teman2ku cewe semua)lalu saya suruh Dedi untuk mulai membelai kemaluanku saat itu semula Dedi malu2 tapi saya bimbing tangannya sehingga mau juga akhirnya,sambil sesekali kusuruh untuk menciumi kemaluanku dan payudaraku. Sempat terpikir olehku ketika 


Dedi mulai mengelus kemaluanku yang agak basah itu,untuk mengulum penisnya. Dedi adalah laki2 kedua yang membelai kemaluanku setelah mang Sardi, entah kenapa saya begitu pasrah dan ingin merasakan hubungan badan seperti yang dikatakan teman2 kampusku saat itu,dan saya hanya terpejam menikmati setiap jilatan,belaian dan remasan tangannya itu. Seakan-akan meminta Dedi untuk melakukan lebih dari sekedar belai-belai dan jilat-jilat.dengan bertelanjang dada yang kurus Dedi masih tetap bercelana panjang,terlihat dia mulai berani menaiki tubuh indahku ini waktu itu,dan saya terpejam menikmati gesekan jarinya di kemaluanku yang basah sekali dan ciuman mulutnya ke payudaraku yang semakin mancung dan keras itu, saya hanya terpejam dan sesekali mengeluarkan Suara ...ssss..ssss....a.h.h.h.....d ed...ded...seperti itu kira2. lama sekali Dedi bermain seperti itu dan 


dia mulai berani mencoba menciumi bibirku yang mungil ini tapi aku menolaknya untuk dicium hanya leherku saja yang menjadi sasaran Dedi saat itu dan benar2 menggairahkan rasanya,mungkin lebih nikmat ketimbang dengan Mang Sardi yang sudah tua itu. Dan diam2 saya membuka celana panjangnya yang hanya melepaskan pengait peniti saja(maklum dari kampung)dan ternyata dia ga pake celana kolor dan kelihatan sekali penisnya tegang dan ada basah berwarna bening yang ukurannya lebih kecil sedikit dibanding mang Sardi,saya lalu meraihnya dan mengusapnya lembut penis Dedi,dia menelan ludah dan memejamkan mata tanda terangsang dan menikmati setiap usapan lembutku saat itu,lalu saya tanya "kamu sudah pernah dipegang begini sama perempuan??"dia hanya menggeleng sambil memejamkan mata.saya tersenyum dan kembali mengusap penisnya dan mulai mengocoknya. 


 disaat mengocok penisnya itu dia berhenti dari kegiatan meremas-remas tubuhku dan dia tertidur terlentang disampingku saat itu sambil mulutnya meracau tak tentu dan semakin lama kocokanku dia semakin bergetar tubuhnya dan mengeluarkan cairan sperma seperti ketika pertama kali saya mengocok kemaluan mang Sardi lalu kami berhenti beraktivitas sementara saya ambil minum ke bawah(haus)sambil bertelanjang saya lihat Dedi tertidur setelah mengeluarkan spermanya mungkin kelelahan.Dibawah saya nyalakan tivi, o ya saat itu sekitar pukul 15 sore hari dan hujan turun dengan deras sekali,sedangkan papah akan pulang sekitar magrib jadi ada waktu beberapa jam, begitu pikirku saat itu, yang masih jadi pertanyaan kepenasarananku saat itu ingin sekali mencoba berhubungan badan,yaitu memasukan burung Dedi ke kemaluanku..... 


setelah kira2 setengah jam saya nonton tivi sambil dibalut selimut tubuh telanjangku ini lalu saya ke atas dan saya lihat Dedi benar2 tertidur pulas,sekilas saya lihat wajahnya yang polos ciri khas abg , dia sama sekali polos tidak pake baju saya lihat kemaluannya tidak tegang lagi karena tertidur,lalu saya raih penisnya dan mulai memainkannya disaat dia tidur itu. sekilas ingin merasakan mengemut dengan mulutku karena dengan mang Sardi saya merasa jijik untuk melakukannya sedangkan penis Dedi agak bersih dan mengkilap,saya mencoba memasukan penisnya itu ke mulut mungilku saat itu yang terasa masih belum tegang dan setelah untuk pertama kalinya saya mengemut penisnya terasa asin dan aneh rasanya tapi lama2 seperti menegang burung 



Dedi dan dia terbangun saat saya memaju mundurkan penisnya di mulutku...sambil sesekali meringgis dia seperti menahan nikmat,dan saya pun seperti bergairah kembali setelah tadi merasakan oprgasme dengan jari2 Dedi. Lalu saya ingin mencoba memasukan penis dedi ke kemaluanku yang selama ini belum pernah dicoba sama sekali, saya mulai mengarahkan penis dedi ke mulut kemaluanku dan mencoba memasukannya Dedi hanya terdiam dengan tingkah lakuku itu dan saya minta ke dia untuk ikut membantu memasukan penisnya ke kemaluanku..diapun ikut berpartisipasi mencobanya dan pada akhirnya berhasil masuk dengan susah payah dan rasanya sakit sekali walaupun penis Dedi tidak cukup besar tapi cukup perih rasanya


 saat itu semakin menusuk semakin perih tidak seperti bayanganku..dan disertai dengan jeritan kepedihanku maka mengalirlah darah perawanku yang cukup banyak ke seprai tapi semakin lama dedi mengenjotnya semakin nikmat rasanya tidak seperti ketika pertama kali Dedi merobeknya dan cukup lama kami melakukan gerak maju mundur badan, kira2 20 menit lalu ada semprotan nikmat dan menghangatkan di dalam kemaluanku itu pertanda sperma dedi keluar di kemaluanku tak lama akupun merasakan seperti ingin pipis dan nikmat sekali rasanya,akhirnya dedi melepaskan penisnya dari kemaluanku dan terkulai lemas disamping saya yang tidur diatas seprei penuh darah


 perawanku,sepintas saya menyesal dan sempat menangis disaat Dedi tidur,jam menunjukan jam 5 sore hari artinya papah akan pulang lalu saya bangunkan dia dan ganti seprei dengan yang baru dan Dedipun ke kamar sebelah untuk meneruskan tidurnya. Sekilas terpikir kenikmatan ini akibat dari perbuatanku yang tidak bisa menahan gejolak nafsu seks,dan saya ambil hikmahnya dari kejadian tersebut.