Kakakku yang Binal

Aku Andi 17 tahun kelas 2 SMU. Keluargaku adalah orang
Cina miskin dari satu kota kecil di Jawa.
Aku dan ciciku
(kakak perempuan) tinggal dengan pamanku,
sepupu papa,
pengusaha sukses di kotanya. Kakakku setahun
lebih tua
dariku, namanya Lisa. Kami ikut papa sejak
kecil setelah
orangtuaku bercerai. Kami jarang kontak dia
lagi setelah
dia kawin lagi dengan gadis pribumi 20 tahun
dan pindah
ke kota lain. Karena kasihan dan demi
pendidikan yang
lebih baik di kota besar, setahun lalu
pamanku
menawarkan untuk pindah ke tempatnya.
Lagipula, putri
tunggalnya Hani sejak SMP kelas 1
disekolahkan di
Singapura sehingga dia hanya tinggal dengan
tanteku.

Aku orang yang paling pesimis sedunia dan
sejak kecil
selalu jadi bahan tertawaan. Sekarang pun,
aku sering
disuruh-suruh dan dimaki-maki oleh pamanku
dan istrinya,
juga kakakku. Sementara kakakku dimanja oleh
mereka,
sering dibelikan baju bagus dan barang mahal
lainnya
terutama bibiku. Aku menyadari aku memang
pantas
disuruh-suruh dan direndahkan orang. Jadinya
aku
malah"menikmati" saja ketika dimarahi dan
disuruh-suruh.


Bahkan urusan seks dan masturbasi pun aku
tidak pernah
mambayangkan diriku sendiri namun sedang
menonton orang
lain terutama kakakku yang berhubungan seks
atau sekedar
dipegang-pegang oleh cowok lain. Utamanya
cowoknya
adalah pribumi. Karena sering aku melihat ia
diliatin
dan digodain oleh cowok-cowok pribumi.
Setiap pulang
sekolah selalu melewati STM yang cowok semua
dan
pribumi. Banyak yang lagi nongkrong dan
selalu
mengeluarkan celoteh-celoteh usil. Mungkin
mereka jarang
liat cewek. Ditambah kakakku memang cakep,
kulitnya
putih, tinggi sekitar 160-an, badannya
langsing karena
memang sering olahraga. Rambutnya yang dicat
agak pirang
membuat makin merangsang saja. Ditambah,
baju seragam
putih yang dipakai dari kain yang agak tipis
sehingga
kelihatan BH-nya (apalagi kalau lagi pakai
bra warna
gelap jadi makin mencolok) dan kelihatan
besarnya
tonjolan di balik baju tipisnya.

Iseng kulihat bra-nya di lemari baju,
ukurannya 34c.
Tidak heranlah setiap kali banyak omongan-
omongan yang
usil dan jorok. Aku sebenarnya ingin marah
tapi karena
takut jadinya diam saja. Kakakku sendiri
diam saja tak
pernah menanggapi. Untungnya mereka tidak
pernah berbuat
kurang ajar kecuali komentar-komentar
joroknya saja.
Bahkan ada salah satu yang menirukan desahan
cewek
ketika disetubuhi. Membuatku membayangkan
kalau kakakku
benar-benar disetubuhi oleh dia dan
mengeluarkan suara
seperti itu! Di angkot juga selalu ada cowok
iseng yang
memperhatikan dia, mulai dari mukanya,
lehernya yang
putih akhirnya menatap dadanya atau ke paha.
Walau takut
dan kesal, anehnya tiap kali masturbasi
selalu
membayangkan kakakku menikmati disetubuhi
dan diperawani
oleh mereka.

Pengalamanku tidak cuma di sekolah saja.
Ketika jalan ke
mall atau ke manapun malah lebih parah
karena
kesukaannya memakai baju yang terbuka atau
ketat.
Kausnya yang ketat membuat payudaranya
tampak indah dan
makin menonjol. Apalagi kalau belahan
dadanya agak
rendah membuat payudaranya yang putih
sedikit kelihatan.
Ketika berenang atau fitness malah lebih
parah lagi.
Sebenarnya aku tidak suka dengan keadaan ini
tapi
juga"suka". Diam-diam, anuku jadi menegang
kalau ada
tatapan atau komentar kurang ajar. Aku
takut, tegang,
dan juga terangsang.

Voyeurism

Suatu saat aku tergoda untuk melihatnya
telanjang karena
ada kesempatan untuk itu. Antara kamarku dan
kamarnya
ada taman kecil yang sudah tak dipakai.
Pintunya hanya
dari kamarku, yang di kamar dia sudah
dimatikan. Dengan
tangga aku bisa melihat ke dalam dari
jendela atas
kamarnya dan kamar mandinya. Dalam beberapa
kesempatan
aku sempat melihatnya telanjang bulat.

Kecantikannya ditambah dengan kemolekan
tubuhnya memang
betul-betul luar biasa indah! Payudaranya
padat berisi,
ukurannya cukup besar, kencang, dan berdiri
tegak. Tidak
turun seperti pada film-film bokep. Kedua
putingnya
berwarna kemerahan berdiri dengan tegaknya
dan agak
panjang menonjol. Rambut kemaluan di sekitar
vaginanya
tidak terlalu lebat namun sangat indah.
Kulitnya yang
putih mulus membuatnya makin menarik.
Putingnya yang
kemerahan dan rambut kemaluannya yang hitam
amat kontras
dengan kulitnya yang putih. Beberapa kali
aku melihatnya
telanjang atau setengah telanjang baik
ketika mandi
maupun di dalam kamar.

Setelah aku melihatnya telanjang bulat,
kebiasaanku
bermasturbasi jadi makin menjadi-jadi.
Karena aku makin
jelas membayangkan bagian-bagian tubuh
tertentu dari
kakakku digerayangi dan dinikmati oleh para
cowok
tersebut. Komentar-komentar usil yang pernah
kudengar
ditambah dengan pengetahuanku tentang
tubuhnya membuatku
makin nikmat bermasturbasi. Bayangan cowok
yang hitam
menindihi tubuh cewek yang putih mulus dan
memainkannya.
Seorang cewek yang muda, cakep, tampangnya
polos dan
innocent, putih, sexy, high class, dadanya
berisi dan
masih perawan namun menyerahkan
keperawanannya dengan
sukarela dan menikmati apapun yang dilakukan
oleh cowok
yang statusnya lebih rendah darinya.
Membuatku
benar-benar nikmat dalam bermasturbasi.
Kadang aku
menyesal setelah melakukannya tapi selalu
mengulangi
lagi. Mungkin aku sudah GILA!

Lalu apakah kakakku memang masih perawan?
Menurutku sih
dia masih perawan. Dia tidak pernah pergi
dengan cowok
mana pun. Paman dan tanteku melarang kakakku
sembarangan
pergi dengan teman-temannya terutama cowok.
Kemana-mana
selalu aku disuruh menemaninya. Namun
anehnya beberapa
kali mereka mengajak kakakku dan juga aku ke
pub atau
night club dan mereka pula yang mengenalkan
kami ke
minuman keras. Menurut mereka, daripada
pergi dengan
teman mending pergi dengan orang tua jadi
ada yang
menjaga. Pamanku dan istrinya memang doyan
minuman keras
dan sering ke pub-pub. Disana kami juga
dikenalkan
kepada beberapa rekan-rekan bisnis pamanku.

Pak Joko

Orang yang paling penting diantara semuanya
adalah Pak
Joko karena dia pejabat pemerintah yang
memegang peran
kunci dalam hal perijinan bisnis pamanku.
Dia adalah
orang Jawa, umurnya 40-an. Makanya pamanku
dan bibiku
sangat hormat kepadanya. Sering mereka
menjamu Pak Joko
dan mengundang Pak Joko datang ke rumahnya.
Aku tidak
begitu suka dengannya dan kelihatannya juga
dia tidak
terlalu suka denganku dan menganggap
kehadiranku.

Tapi dia baik sekali dengan kakakku, malah
sepertinya
dia punya mau terhadap kakakku. Kakakku
memang pandai
berdandan dan berpakaian untuk membuat
dirinya menarik
perhatian cowok serta pintar mengambil hati
orang.
Apalagi kalau gaun yang dipakainya dengan
belahan dada
agak rendah membuatnya nampak sexy.
Sementara kakakku
malah enjoy berbicara dengan Pak Joko bahkan
sampai
sering bercandaan. Membuatku jadi makin
rendah diri.
Sekarang dikala masturbasi aku jadi sering
membayangkan
Pak Joko, bandot tua hitam jelek menikmati
tubuh mulus
kakakku. Apalagi setelah beberapa kali ia
datang
malam-malam, kakakku mengenakan daster tipis
agak
menerawang. Mata Pak Joko bersinar-sinar
melihat tubuh
sexy yang dibalut kain tipis itu.

"The show must go on"

Suatu malam mereka ke pub tapi aku disuruh
menunggu
pengiriman barang di rumah. Sekitar jam 9.30
pamanku
telpon bilang aku boleh tidur dulu karena
mereka pulang
agak malam. Saat tiba kakakku agak mabuk.
Sebelumnya
lebih parah lagi ngoceh-ngoceh tak karuan,
kata bibiku.
Bibiku membawanya masuk ke dalam kamar.
Sementara
pamanku marah besar kepadaku, menurutnya
barangnya tidak
lengkap. Oleh bibiku aku disuruh masuk ke
kamarku.
Dengan sangat ketakutan aku masuk ke kamar
dan kukunci
pintu kamar.

Tak lama kemudian kudengar bibiku masuk ke
kamar
kakakku. Karena penasaran aku mengintip dari
jendela.
Kakakku baru selesai mandi sedang berbaring
di tempat
tidur dengan memakai kaos atasan saja yang
panjangnya
sampai ke pahanya. Kakakku sudah tidak mabuk
hanya agak
lemas saja. Kemudian bibiku memberikan
segelas air dan
satu tablet kecil. Setelah kakakku tidur ia
keluar.

Beberapa saat kemudian, pintu kembali
terbuka. Ternyata
adalah Pak Joko! Ia kelihatan habis mandi,
memakai
celana pendek dan baju kaos. Kok tadi aku
tak
melihatnya? Dengan tegang kuperhatikan apa
yang
dilakukannya. Ia menuju ke tempat tidur
kakakku. Kakakku
tidur telentang, kakinya agak terbuka
terlihat pahanya
yang mulus. Dadanya turun naik. Pak Joko
duduk di
pinggir ranjang. Tangannya mengulur memegang
pipi
kakakku. Tiba-tiba kakakku terbangun. Sesaat
Pak Joko
kelihatan terkejut, tapi sambil menarik
kembali
tangannya ia lalu berkata,

"Kamu sudah baikan Lisa? Saya ingin melihat
keadaan
kamu."
"Sudah mendingan Oom, hanya masih lemas
saja."
"Sini deh Oom pijitin supaya lekas sembuh."
"Nggak usah deh Oom. Masa kok oom mijat
saya," kata
kakakku sambil ia duduk di tengah ranjang.
"Nggak apa-apa kok. Lagian Oom tidak
keberatan kok,"
kata Pak Joko sambil tangannya langsung
meraih tengkuk
kakakku dan mulai memijat-mijat dan meraba-
rabanya.
"Aduuh geli Oom. Jangan ah," kakakku meronta
kecil dan
memendekkan tengkuknya.
"Ssst. Jangan berteriak gitu, nanti kasihan
pada bangun
semua. Tenang saja kamu," kata Pak Joko
sambil tangan
yang satunya memegang lengan kakakku.
"Nah gitu, kamu diam saja. Nikmati saja,"
kata Pak Joko
sambil kedua tangannya meraba-raba tengkuk
dan lengan
kakakku. Membuat kakakku terlena dan
memejamkan matanya.


Berdekatan dengan Lisa begitu dekat,
langsung membuat
Pak Joko terangsang. Aroma tubuh Lisa yang
harum
membuatnya mabuk kepayang. Kedua, dalam
jarak begitu
dekat, baju tidur yang agak transparan
membuatnya mampu
melihat dengan jelas kemulusan dan bentuk
tubuh yang
begitu menggairahkan. Di balik dasternya,
branya
berwarna biru tua nampak jelas membuatnya
makin
menggairahkan. Juga pahanya yang putih dalam
jarak
begitu dekat. Tiba-tiba Pak Joko langsung
mencium bibir
Lisa yang sedang memejamkan mata.

"Ooh kamu cantik sekali Lisa, mmhh"

Bibir Pak Joko langsung membekap bibir Lisa
dan
melumatnya. Sesaat aku berdetak, lalu apa
yang akan
dilakukan kakakku pikirku. Ternyata Lisa
tidak
memberontak, malah ia menikmati ciuman Pak
Joko. Kedua
tangannya kemudian meraih memeluk Pak Joko.

"Mmmh ahh."

Bibir ketemu bibir, lidah ketemu lidah.
Dengan penuh
nafsu Pak Joko sambil tetap menciumi Lisa,
tangannya
mulai meraba-raba tubuh Lisa. Punggung..
Lengan.. Lalu
satu tangannya meraba-raba paha. Tangan itu
masuk di
bawah baju, meraba-raba, bergerak naik ke
atas. Lisa
mengerang perlahan. Pak Joko membaringkan
Lisa, setengah
menindih sambil terus menciumi seluruh
muka.. Leher..
Dengan penuh nafsu. Tangan kanannya merayap
naik di
balik daster Lisa. Meraba-raba daerah paha
lalu naik ke
sekitar perut.

Pak Joko mengangkat kepalanya. Menatap dan
mengagumi
tubuh Lisa yang sebentar lagi akan
dinikmatinya. Tangan
kirinya membelai-belai rambut, pipi, leher,
dan turun ke
dada! Bersamaan dengan tangan kirinya
menyentuh dadanya,
tangan kanan bergerilya di balik daster ke
aarah
payudara kanan Lisa. Sambil kedua tangannya
meraba-raba
payudara Lisa, daster Lisa tersingkap
terlihatlah
pahanya yang putih mulus dan celana
dalamnya. Kaki kanan
Pak Joko bergerak naik meraba-raba paha Lisa
dan daerah
CD nya. Lisa mengerang-erang merasa kegelian
karena bulu
kaki Pak Joko menyentuh bagian sensitifnya.

Sesaat kemudian, Pak Joko melepas daster Lisa dan
membuka baju dan celananya sendiri, sambil
menikmati
indahnya tubuh Lisa yang terduduk hanya
memakai bra dan
CD saja. Tapi ia belum puas dengan itu
karena sesaat
kemudian ia segera melepas branya dengan
membuka
kaitannya di belakang, lalu direngkuhnya bra
itu. Nampak
sepasang payudaranya yang indah berayun
dengan bebasnya
menantang untuk dinikmati. Kedua putingnya
agak panjang
kemerahan begitu sensitif akan sentuhan.
Sambil
pandangan terus tertuju pada payudara Lisa,
Pak Joko
melepas CDnya sendiri dan kemudian CD Lisa.

Kini seluruh tubuh Lisa tak tertutup
selembar benang
pun. Tampaklah bulu kemaluan Lisa yang
nampak kontras
dengan kulitnya yang putih mulus. Sementara
penis Pak
Joko yang hitam dan besar itu terlihat sudah
menegang
dengan gagahnya. Segera kedua tangannya
bereaksi meraih
kedua payudaranya. Mengelus-elus, meraba-
raba, dan
meremas-remasnya dengan lembut. Lisa
mendesah-desah
kenikmatan. Pak Joko jadi makin nafsu, ia
langsung
mencium bibir Lisa sambil kedua tangannya
masih terus
meraba-raba payudaranya. Kedua tangannya
beraksi di
sekitar kedua puncak gunung Lisa. Memencet-
mencet dan
menggerak-gerakkannya akibatnya kedua
payudara
bergerak-gerak akibat perbuatannya. Kedua
putingnya
menjadi mengeras tanda bahwa Lisa juga ikut
terangsang.

"Oohh ahh ahh ahh"

Pak Joko membaringkan Lisa dengan kedua
tangan mendorong
dadanya. Lalu ia membuka kedua kaki Lisa,
menatap bagian
yang paling rahasia itu. Jari-jarinya
dimainkan di
sekitar vaginanya, membuat Lisa mendesah-
desah makin
terangsang. Pak Joko demikian ahli memainkan
jarinya
sampai vaginanya menjadi basah. Setelah puas
dengan apa
yang diperbuatnya, dengan setengah menindih,
ia menciumi
leher Lisa yang sebagian rambutnya yang
sebahu menempel
disana. Dengan ganas, Pak Joko menciumi dan
mengecupi
leher Lisa kiri kanan. Tangannya meraba-raba
ke dada dan
daerah vagina.

Lisa nampak mengerang-erang kenikmatan. Lalu
ciuman Pak
Joko mulai beralih turun ke bawah, sampai
menciumi kedua
payudaranya. Mula-mula ia mengecupi bagian
pangkalnya
yang putih itu, lalu perlahan naik makin ke
atas. Sampai
ia mengemut dan menjilati kedua puting Lisa
yang
berwarna kemerahan segar itu, ujung lidahnya
menggerak-gerakkan kedua putingnya
bergantian.
Digigit-gigitnya dengan lembut putingnya
yang sangat
sensitif itu. Lisa makin mendesah-desah. Ia
nampak
kegelian kenikmatan. Selama ini Lisa banyak
pasifnya
namun ia juga tidak melawan bahkan menikmati
apa yang
dilakukan Pak Joko terhadapnya.

Kemudian ia mendekatkan penisnya ke dada
Lisa dan
menjepit penisnya yang ujungnya disunat itu
diantara
kedua payudaranya sampai penisnya terbenam
di antara
kedua payudara Lisa. Penisnya yang hitam
nampak kontras
dengan kedua payudara yang menjepitnya itu.
Kali ini
giliran Pak Joko yang merasakan kenikmatan.
Lalu kepala
penisnya disentuhkan dan digerak-gerakkan ke
puting
Lisa. Nampak keduanya terangsang dengan aksi
itu. Lalu
Pak Joko meraih tangan Lisa dan
mendekatkannya ke
penisnya. Ternyata Lisa cukup cekatan juga.
Tangannya
segera meraba-raba, dan mengocok-ngocok
penisnya yang
membuat Pak Joko bereaksi dengan hebat.

Tak lama kemudian, Pak Joko melepaskan
tangan Lisa, dan
membuka kedua kaki Lisa lebar-lebar sehingga
nampaklah
vaginanya dengan jelas. Rupanya ia sudah
tidak sabar
lagi mendapatkan hadiah utamanya yaitu
menikmati
keperawanan Lisa. Ia mendekatkan penisnya ke
vagina yang
sudah kuyup dan dalam posisi siap itu. Ia
dalam posisi
duduk, sementara Lisa dalam posisi pasrah
telentang. Pak
Joko segera memajukan badannya memasukkan
penisnya ke
dalam vagina Lisa.

"Oooh.. Ahh", teriak Lisa, ketika kepala
penis itu
akhirnya menembus vaginanya sebelum akhirnya
semuanya
masuk ke dalam. Segera kemudian Pak Joko
memaju
mundurkan tubuhnya, penisnya yang hitam
masuk keluar ke
vagina Lisa.
"Oooh oohh ahh ahh ahh"

Akhirnya malam itu Pak Joko berhasil
merenggut
keperawanan Lisa. Nampak darah
keperawanannya membasahi
seprei. Sambil memegang kedua tangan Lisa,
dengan
semakin cepat Pak Joko memainkan penisnya di
dalam
vaginanya. Akibatnya, tubuh Lisa bergetar
hebat
sampai-sampai kedua payudara Lisa bergerak-
gerak
berputar putar. Pak Joko nampak puas sekali
bisa
melakukan itu. Sementara Lisa merasakan
kenikmatan luar
biasa sambil mendesah-desah.

Lalu Pak Joko mengeluarkan penisnya. Ia
berganti posisi.
Ia menyuruh Lisa menungging, lalu dari
belakang kembali
ia menyodok vagina Lisa dalam posisi doggy
style, sambil
kedua tangannya menepuk-nepuk, meremas-remas
payudara
dan memainkan kedua putingnya. Setelah
menikmati
beberapa saat, kembali ia menidurkan Lisa.
Lalu sambil
tubuhnya menindih Lisa, ia kembali
menyetubuhi Lisa yang
beberapa saat lalu masih perawan itu. Nampak
pemandangan
yang kontras, badan Pak Joko yang hitam
seperti aspal
menindih Lisa yang putih mulus bagaikan
kapas.

Kembali ia memasukkan penisnya ke dalam
vagina Lisa.
Sambil menciumi seluruh muka dan leher Lisa,
ia kembali
mengocok penisnya. Sampai akhirnya tiba-tiba
tubuh Lisa
menggelinjang kenikmatan dan kedua tangannya
mencengkeram rambut Pak Joko, sampai
akhirnya Lisa
berteriak-teriak dengan suara tinggi (inikah
yang tanda
orgasme pada wanita?). Beberapa saat
kemudian Pak Joko
meneruskan ciumannya ke payudara Lisa.
Bergantian ia
menciumi kedua payudara dan menyedot-nyedot
kedua
putingnya, sambil terus penisnya dimainkan
di dalam
vagina Lisa. Dan tak lama kemudian giliran
Pak Joko yang
mengalami ejakulasi. Setelah ejakulasi, Pak
Joko masih
terus mengocok penisnya sampai beberapa
saat, sebelum
akhirnya ia menghentikan aksinya. Lalu ia
terengah-engah
berbaring telentang di samping Lisa.

Sampai disini aku tersadar dan
menyudahi "pengintipan"ku
karena ternyata aku sendiri juga mengalami
ejakulasi
entah karena apa. Apakah tegang, atau marah,
atau tak
berdaya, ataukah heran, atau semuanya campur
jadi satu?
Setelah itu aku jadi tidak berminat lagi
melihat apa
yang terjadi seterusnya. Malah kini aku
berpikir keras.
Apa yang terjadi pada diriku? Apa yang telah
kulakukan?
Apa yang harus kulakukan? Sudah benar-benar
gilakah aku?
Haruskah aku senang? Atau sedih? Atau marah?
Atau malu?
Atau semuanya? Kenapa aku tidak bisa
berpikir normal?
Ataukah semua orang juga tidak normal? Lalu
kenapa kok
semua orang seperti mendukungku bersikap
tidak normal?
Juga kakakku sendiri? Kejadian ini membuatku
shock dan
linglung beberapa saat..

Iblis betina itu..

Keesokan harinya aku menguping pembicaraan
antara
tanteku dan Pak Joko.

"Wah, Pak Joko pagi ini segar sekali.
Bagaimana kemarin,
seru dong?"
"Wah, hebat. Dia benar-benar mantap deh.
Obat ibu
benar-benar manjur. Dia sangat bergairah
sekali semalam.
Semalam kita maen dua ronde. Pertama dia
masih canggung
maklumlah masih perawan. Tapi kedua sudah
mulai 'in',
apalagi saya ajari dia cara-cara baru."
"Syukurlah. Kemarin kita sempat panik waktu
dia mabuk.
Yah, yang penting tujuan akhir terlaksana
khan. Yang
penting Bapak puas."
"Heh heh heh, wah saya puas sekali.
Sebenarnya dari
sejak ketemu, saya sudah suka karena dia
sesuai dengan
kesukaan saya. Orangnya cantik, putih, sexy,
dan yang
paling saya suka face-nya itu yang innocent
dan juga
masih perawan."
"Jadi proyek pasti goal ya Pak? Bapak khan
mintanya amoy
anak sekolahan yang cantik dan masih
perawan. Susah
dapatnya yang seperti dia lho pak, tapi kita
bisa
sediain buat Bapak. Dan yang lebih penting,
kalau Bapak
suka, dia akan selalu siap melayani Bapak
karena dia
menurut kepada kami. Juga, nanti setelah
pengumuman
pemenang, bagian Bapak akan kita berikan
sesuai
perjanjian"
"Oh, itu beres Bu. Masa saya lupa kebaikan
Bapak dan
Ibu, masa sih saya orang yang tidak tahu
budi.. Dst, dst


Bangsaat!! Iblis betina itu! Ternyata sejak
awal adalah
ide bibiku untuk mengajak kakakku dan aku
(hanya sebagai
kamuflase) tinggal bersama mereka dan
menyekolahkan kami
supaya kami tergantung kepada mereka. Dari
awal memang
dia berencana untuk menjual kakakku kepada
Pak Joko.
Karena Pak Joko sangat gila wanita sementara
kakakku
masih muda dan cantik serta dari keluarga
tidak mampu;
sementara kami tidak dekat dengan famili
yang lain.
Karena itu dari awal mereka mengontrol
pergaulan
kakakku.

Dia tidak cuma bermaksud menjual keperawanan
kakakku
saja, tapi lebih jauh lagi supaya menjadi
gundik Pak
Joko. Pak Joko kelihatan tergila-gila
kepadanya dan
dengan tahu ia masih keponakan sendiri, Pak
Joko lebih
merasa tidak enak untuk berkata tidak kepada
mereka. Ini
sesuai dengan kepentingan jangka panjang
mereka. Di sisi
lain, kakakku mudah dikuasai karena
keponakan sendiri
dan bergantung mereka. Untuk itu
kakakku "dimanjakan"
dengan dibelikan barang-barang mahal, supaya
terlena dan
terbiasa hidup mewah sehingga tergantung
kepada mereka.
Putrinya sendiri, Hani, disekolahkan di luar
negeri
memang sengaja dijauhkan dari hal-hal busuk
seperti ini.
Pamanku, walaupun masih ada hubungan darah,
namun lebih
cinta uang dibandingkan saudara.

Malam itu mereka berencana membawa kakakku
ke hotel
bintang lima untuk dijebak dengan Pak Joko.
Pengiriman
barang adalah rekayasa agar ada alasan
supaya aku tidak
ikut. Namun karena kakakku mabuk teler
(mungkin ini
pengaruh obat perangsang yang diberikan
dalam minuman?),
jadinya mereka takut menimbulkan kecurigaan
pihak hotel.
Akhirnya diputuskan untuk dilakukan di
rumah, karena Pak
Joko sendiri sudah ngebet. Pamanku
memarahiku bukan
karena barangnya kurang namun ia takut kalau-
kalau aku
bisa menggagalkan rencananya. Karena takut
reaksinya
sudah berkurang, bibiku memberikan obat
perangsang lagi
kepada kakakku.

Setelah semuanya terjadi, kakakku mau tidak
mau harus
menuruti skenario mereka. Ia tidak bisa
menolak selama
masih tergantung. Kalau kabur dari rumah,
mau lari
kemana dia? Bisa jadi nasibnya nanti malah
lebih buruk
lagi. Jelek-jelek sekarang dia keponakan
orang kaya yang
hidup dalam kemewahan. Yang tahu sisi
kelamnya hanya
orang sendiri saja yang semuanya
berkepentingan untuk
tidak menyebarkan keluar. Benar-benar
terkutuk
semuanya!! Memanfaatkan orang demi
keuntungan sendiri.

Dan aku, si orang tanpa guna, adalah
pelengkap
penderita. Walaupun aku juga ada kesalahan
namun aku
tidak terima kakakku diperalat dan
dipermainkan orang
begitu. Satu kelebihanku, yaitu mereka tidak
tahu bahwa
aku adalah saksi mata dari semua peristiwa,
kalau aku
tahu semua rencana busuk mereka. Suatu saat
nanti aku,
si orang tanpa guna, akan menyaksikan mereka
semua
menderita akibat perbuatan busuk mereka ini.
Ronny
(pamanku), Tina (tanteku), dan Joko adalah
tiga orang
yang akan kuingat seumur hidupku.

Aku akan membalas kalian semua! Aku harus
membalas
kalian semua!
Tiga minggu sesudahnya..

Saat ini aku sedang merenung mencerna apa
yang ada di
benak kakakku Lisa setelah ia kehilangan
keperawanannya
di tangan bandot tua Pak Joko. Aku merasa
bersalah juga
karena aku membayangkan sesuatu yang jelek
dan akhirnya
kejadian betulan. Juga, aku tak berusaha
mencegah
peristiwa itu terjadi malah aku menonton
sampai akhirnya
mendapat kepuasan juga. Tapi, salahkah aku
dalam hal
ini?
Ketika itu bukannya aku tidak mau mencegah
namun aku
sama sekali TIDAK TERPIKIR untuk
melakukannya dan aku
terpana akan apa yang kulihat. Seolah jarum
waktu
berhenti berdetak ketika itu dan aku
terjebak di dalam
kebekuan waktu. Sampai setelah semuanya
terjadi baru aku
menyadarinya.

Namun ada hal aneh pada diri kakakku. Ada
yang tidak
sesuai. Setelah peristiwa itu kakakku masih
tetap
bersikap manis kepada Pak Joko bahkan
beberapa kali ia
tidak menolak meladeni dia lagi. Memang,
paman dan
terutama bibiku pasti berusaha keras dan
memaksa dia
untuk melayaninya dengan sebaik mungkin.
Namun aku bisa
melihat bahwa ia melakukan itu bukan
terpaksa melainkan
sungguh-sungguh! Anehnya, walau kakakku
mencoba melawan
dan mengeluh pada tanteku, namun di dalam
kamar ia
selalu benar-benar melakukan dengan sungguh-
sungguh.

Oooh.. Kini aku mengerti semuanya. Kakakku
bukanlah
korban yang terjerumus tetapi ia juga AKTRIS
utama dari
semua ini. Sesuatu yang menurutku merupakan
aib, baginya
adalah sebuah berkah. Dari sejak awal memang
dia
menginginkan semua ini! Demi keuntungan
material bagi
dirinya, ia rela menyerahkan tubuhnya kepada
seorang
pembeli yang tepat. Namun dia tidak perlu
terburu-buru
ataupun menunjukkan inisiatif kesana. Karena
dia tahu
hal itu pasti akan terjadi. Cepat atau
lambat pamannya
akan mengorbankan dia kepada pejabat penting
demi
kepentingan bisnis. Bagaikan pemain catur
ulung, ia
sudah tahu beberapa langkah ke depan yang
akan dilakukan
oleh lawannya.

Ketika itu bukannya obat perangsangnya"
terlalu kuat",
tapi tanpa itu pun sebenarnya sudah jalan.
Ia membiarkan
dirinya seolah masuk dalam jebakan. Dari
sejak kecil
memang ia matre dan sangat membenci
kehidupan melarat di
kota kecil. Sementara itu ia mengelabui
bibiku dengan
menunjukkan bahwa sepertinya ia tak tahan.
Ia tidak mau
mereka melihatnya" terlalu bersemangat" yang
akibatnya
membuat mereka curiga. Ia membiarkan bibiku
mengira ia
melakukan ini semua karena terpaksa dan
sesuai dengan
skenario sang bibi. Namun aku yakin, pada
saat yang
tepat nanti ia akan memberontak dan jadi
pemenang dari
permainan ini semua. Bibi dan pamanku
terlalu
underestimate kakakku. Kalau bibiku adalah
iblis betina,
kakakku adalah ratu iblis betina-dengan
penampilan
bidadari.

Namun apa pun itu, semuanya tak bisa lepas
dari
observasi tersembunyiku.

Si Manusia Tanpa Guna

Setelah aku mengetahui semuanya, aku jadi
muak dengan
kakakku. Kini aku tidak mempunyai siapa-
siapa. Semua
orang punya maksud dan tujuan sendiri dan
saling
memanfaatkan yang lain. Ketika peristiwa
itu, sepertinya
memang lebih baik kubiarkan saja. Kalau
kucegah malah
akan merusak skenario ketiga belah pihak,
paman-bibiku,
Pak Joko, dan kakakku sendiri. Lalu kini
setelah
mengetahui semuanya, untuk apa aku membela
kakakku atau
membalas mereka?
Bukankah ini sejalan dengan kemauan mereka
semua?
Aku jadi makin terpuruk. Memang aku
ditakdirkan menjadi
si manusia tanpa guna. Tidak ada yang bisa
aku lakukan
kecuali menerima nasibku sebagai seorang
pesuruh dan
mengikuti apa yang mereka mau. Dengan begitu
mungkin aku
menjadi sedikit ada guna. Sigh..

Apabila teringat janjiku untuk membalas
perbuatan mereka
seolah-olah mereka semua sedang
mentertawakan
kebodohanku. Jangankan untuk membalas,
menolong diriku
saja tidak sanggup. Kubayangkan kakakku
sedang
memamerkan mobil barunya (yang baru
diberikan pamanku
sebagai" hadiah lulus SMU"). Pamanku duduk
di gelimangan
uang emas dan tanteku berkalung mutiara
berlian sedang
tersenyum sinis kepadaku. Pak Joko sedang
memeluk
kakakku sambil meraba-raba dadanya yang
telanjang
tertawa terkekeh melihatku kebingungan.

Seolah ia berkata," Lihat betapa kakakmu
menikmatinya.
Lalu apa yang mau kamu lakukan?"

Kalau sudah begini, jangan salahkan kalau
akhirnya aku
balik lagi memainkan peranku sendiri yaitu
ke hobi
awalku mengintip kakakku yang dengan
semangatnya
melayani semua kemauan Pak Joko sambil
masturbasi.

Sepuluh bulan kemudian..

Bisa ditebak bahwa pemenang tender proyek
itu dan juga
berikut-berikutnya adalah perusahaan
pamanku. Tak lama
sesudah itu, pamanku membeli rumah sebelah
dan
menyambungnya. Mereka berdua tinggal di
rumah yang baru
sementara aku dan kakakku tetap tinggal di
tempat yang
lama, memberikan keleluasaan bagi Pak Joko
untuk
memuaskan hasratnya. Boleh dikata kini
kakakku sudah
resmi" diangkat" jadi peliharaan Pak Joko.
Makin sering
saja Pak Joko datang ke rumah dan kakakku
sekarang
memanggilnya" Mas" bahkan aku juga harus
memanggil" Mas"
kepadanya sebagai" suami" dari kakakku. Yah
apa boleh
buat, karena aku juga dapat makan dari dia.

Kini hubungan mereka jadi makin liar dan
menggairahkan.
Terutama kakakku yang kini makin pandai
memuaskan"
suaminya" di tempat tidur. Sekarang mereka
tidak
malu-malu lagi menunjukkan keintiman mereka
di depanku.
Kini kakakku suka tidak memakai bra apabila
ada Mas
Joko. Mereka bebas berciuman di depanku.
Kadang Mas Joko
suka meraba-raba payudara kakakku atau
tangannya masuk
ke dalam roknya atau yang lain di depanku.
Sepertinya ia
ingin memamerkan kepadaku bahwa kakakku
adalah
mainannya. Juga sekarang mereka dengan
enaknya
menyuruhku menyiapkan makanan buat mereka
sehabis mereka
bercinta.

Ketika aku disuruh masuk ke kamarnya, mereka
berdua
sedang berpelukan telanjang di dalam
selimut. Mas Joko
dengan enaknya menyuruhku mencuci bajunya
atau menyemir
sepatunya. Apabila ada yang tidak beres
sedikit, ia
memaki-makiku. Kini aku benar-benar menjadi
kacung yang
sebenar-benarnya. Sebagai satu-satunya
hiburan, aku
makin sering melakukan masturbasi sambil
mengintip
mereka. Apalagi hanya itulah saat dimana aku
tidak harus
melayani mereka.

Suatu hari Mas Joko datang ke rumah dan
kakakku juga
baru datang. Kakakku memakai baju lengan
panjang warna
gelap dan celana panjang. Walaupun memakai
baju lengan
panjang warna gelap, tetap saja kelihatan
sexy. Dadanya
kelihatan menonjol. Tak lama kemudian mereka
berdua
masuk ke kamar. Timbul niatanku untuk
mengintip apa yang
mereka lakukan kali ini. Mula-mula mereka
ngobrol saja
sambil bercanda. Tak lama kemudian mereka
berciuman,
lalu saling membuka baju masing-masing
sampai akhirnya
keduanya telanjang bulat. Tubuh kakakku
masih tetap
indah saja walaupun telah sering dimainin
oleh Mas Joko.


Keduanya makin seru berciuman, lalu Ci Lisa
mendorong
tubuh Mas Joko ke ranjangnya. Ci Lisa berada
di atas,
mereka berciuman sambil tubuhnya menempel.
Dada Ci Lisa
menempel ke dada Mas Joko. Lalu Ci Lisa
menciumi leher
Mas Joko dan turun ke bawah ke dadanya,
memainkan
lidahnya di putingnya, dan tangannya
mengelus-elus
'jago' nya Mas Joko sambil menempelkan
dadanya di bagian
perut Mas Joko. Sementara Mas Joko membelai
belai
punggung Ci Lisa yang putih dan sesekali
membelai rambut
sebahunya yang dicat agak kecoklatan itu.

Mas Joko mengerang-erang kenikmatan
karena 'jago'nya
dielus tangan halus Ci Lisa dan merasakan
dadanya yang
empuk menempel ke perutnya yang agak buncit.
Lalu Ci
Lisa meneruskan kecupan-kecupannya dan
jilatannya ke
sekujur tubuh Mas Joko. Mulai dari leher,
dada, perut,
bawah perut, paha, tangan, bahkan kesepuluh
jari-jarinya
juga diemut satu-satu sementara matanya
menatap mata Mas
Joko! Sementara Mas Joko juga tidak tinggal
diam, kedua
tangannya membelai-belai tubuh putih mulus
Ci Lisa
terutam bagian dada, paha, pantat, dan
sekitar
vaginanya. Namun bagian yang sering dijamah
adalah dada
dan vaginanya.

Rupanya Mas Joko menggemari bagian dada
terutama puting
Ci Lisa. Ia sering menjilati, menyedot-
nyedotnya atau
memainkannya dengan jarinya. Lalu sekarang
Ci Lisa
beralih ke kaki. Mulai dari paha di dekat
penis Mas
Joko, turun ke bawah sampai pergelangan
kaki. Rupanya
mereka sedang main mandi kucing. Akhirnya
tinggal satu
bagian tubuh itu yang belum dijamah lidah Ci
Lisa yang
kini akan dilakukannya! Ci Lisa menjilat
seluruh bagian
penis Mas Joko mulai dari pelirnya sampai ke
ujung atas.
Diulangi lagi. Sekali lagi, kali ini
jilatannya berputar
ke bagian depan penisnya.

Kemudian ditempelkan penisnya ke pipinya,
hidung, pipi
satunya lagi sebelum ujung lidahnya
menyentuh ujung
penisnya kemudian lidahnya dimainkan di
ujung penisnya,
lalu berputar turun ke bawah sampai ke
bagian pangkal
kepalanya. Kemudian Ci Lisa melakukan deep
throat
seperti di film bokep, menyeruput dan
mengemut penis
coklam hitamnya Mas Joko masuk ke dalam
mulut Ci Lisa
sampai mentok! Ia melakukan itu beberapa
lama sambil
dadanya ditempelkan ke kaki Mas Joko.
Kudengar suara
mulut Ci Lisa ketika mengemutnya. Bagian
putingnya
menempel di persis di bawah lutut Mas Joko.
Kedua tangan
Mas Joko memegang kepala Ci Lisa ikut
menggerakkan
kepalanya mengemut penisnya. Ia benar-benar
menunjukkan
kemachoannya di atas ranjang. Mas Joko
sepertinya
benar-benar merasakan nikmat yang luar
biasa. Tapi hebat
juga dia, walaupun sudah diemut oleh Ci Lisa
begitu
masih belum keluar juga.

Beberapa saat kemudian Ci Lisa menghentikan
aksinya lalu
giliran Mas Joko yang beraksi. Ci Lisa
berbaring
telentang, kedua kakinya dibentang lebar-
lebar oleh Mas
Joko sampai aku juga bisa melihat
klitorisnya. Mas Joko
menindih tubuh Ci Lisa menciuminya di bagian
bibir,
kemudian leher. Lalu tanpa basa basi Mas
Joko langsung
memberikan kejutan dengan menyeruput bagian
vagina Ci
Lisa. Dari sekitar daerah vagina sampai ke
klitorisnya.
Lidahnya memainkan klitorisnya, bahkan masuk
ke dalam
liang vaginanya dengan bantuan kedua
tangannya.

Tentu saja Ci Lisa mengerang-erang dan
mendesah-desah.
Sampai beberapa saat setelah puas, Mas Joko
menghentikan
aksinya, namun vagina Ci Lisa menjadi basah
kuyup!
Kemudian Mas Joko bergerilya di atas. Tangan
kiri
memainkan puting kirinya, mulutnya menikmati
puting
kanannya, dan tangan kanannya menjamah
vaginanya.
Sementara tangan kanan Ci Lisa kembali
mengelus 'jago'
Mas Joko. Sempat beberapa saat mereka saling
memuaskan
begitu. Lalu Mas Joko kembali menyedot-
nyedot dan
memainkan lidahnya di bagian vagina Ci Lisa.
Tak lama
setelah itu Mas Joko memasukkan penisnya ke
vagina Ci
Lisa yang sudah kuyup itu. Tak ayal lagi,
hanya beberapa
saat ia memompa, Ci Lisa mengalami
orgasmenya yang
pertama.

Setelah beberapa saat menikmati cengkeraman
vagina Ci
Lisa, Mas Joko menarik penisnya yang kini
jadi basah,
lalu memainkannya di sekitar payudara Ci
Lisa,
menjepitnya. Lalu Ci Lisa mendorong Mas Joko
sampai
telentang. Penisnya berdiri tegak. Lalu ia
menggerak-gerakkan kedua payudaranya ke
penis Mas Joko.
Menyentuhkan putingnya sendiri ke ujung
penis Mas Joko
dan terkahir menjepitnya dan menggesek-
gesekkan
diantaranya. Lalu Mas Joko giliran mendorong
Ci Lisa
sampai telentang. Ia jongkok di wajah Ci
Lisa, penisnya
didekatkan ke mulut Ci Lisa, kembali Ci Lisa
menjilat
sekujur penisnya dari buah pelirnya sampai
ujung
penisnya.

Lalu Mas Joko memasukkan penisnya ke dalam
mulut Ci
Lisa, memaju mundurkannya sambil kedua
kalinya ditekuk
dan menjepit kepala Ci Lisa. Namun Mas Joko
masih belum
keluar juga. Setelah itu, Mas Joko berdiri
di atas
ranjang dan Ci Lisa kembali melakukan deep
throat dalam
posisi berlutut sementara dadanya
ditempelkan di kaki
Mas Joko sambil sesekali lidahnya dijulurkan
menjilati
bagian kepala penisnya. Aku bisa mendengar
suaranya,
slep, slep, slep, begitu. Kali ini Mas Joko
akhirnya
tidak tahan lagi. Ketika ujung penisnya
dijilati, ia
mengalami ejakulasi. Pertama kali
semprotannya cukup
kuat sampai membasahi muka Ci Lisa. Kemudian
Ci Lisa
segera melakukan deep throat lagi sehingga
sisa
spermanya masuk ke dalam mulutnya dan
ditelannya.
Kemudian ujung penisnya dijilat-jilat sampai
benar-benar
kering!

Setelah selesai bertempur, keduanya
berbaring
berpelukan. Tak lama kemudian Ci Lisa
bangkit dan ke
kamar mandi. Ia membersihkan badannya
kemudian sikat
gigi. Ia kembali ke kamar tidur. Mas Joko
minta
dipijitin yang segera dituruti oleh CI Lisa.
Mas Joko
tidur tengkurap. Kedua tangan Ci Lisa
memijiti punggung,
kaki, dan tangan Mas Joko. Kemudian, ia
mengubah cara
memijatnya. Karena kini ia tidak menggunakan
tangannya
tapi dengan dadanya! Mulanya dadanya
memijiti
punggungnya, kakinya.

Lalu Mas Joko berbalik telentang. Ini makin
seru saja.
Karena semua bagian tubuhnya dipijit mulai
dari kepala
sampai ujung kaki. Yang terakhir tentu saja
penisnya
yang kini sudah mulai menegang kembali.
Dadanya
digosok-gosokkan ke penisnya sampai akhirnya
dijepit
diantara kedua susunya. Ronde itu berakhir
dengan Ci
Lisa berada di atas dan mencapai orgasme
hampir
bersamaan dengan Mas Joko

Setelah tiduran dan nonton TV, mereka
kembali bercinta.
Mula-mula Ci Lisa diatas. Kemudian mereka
memainkan
doggy style, gaya konvensional, tak tahu apa
namanya (Ci
Lisa berbaring sambil satu kali ditaruh di
pundak Mas
Joko, sementara Mas Joko menyetubuhinya),
sampai
akhirnya gaya konvensional namun kedua kaki
Ci Lisa
menjepit kaki Mas Joko sementara memompanya.
Disini CI
Lisa mendapat orgasmenya yang ketiga,
sebelum ejakulasi
dari Mas Joko saat penisnya dijepit diantara
kedua dada
Ci Lisa. Kemudian mereka mandi berendam
bersama. Disana
ujung-ujungnya main dengan berbagai posisi
yang berbeda.


Gila! Kalau aku tidak melihat sendiri tentu
tak percaya
bahwa kakakku yang masih muda, cantik dan
polos mau
menjadi budak seks bandot tua seperti Mas
Joko. Semua
ini awalnya dari uang! Namun kini aku ragu,
ia melakukan
itu semua apakah cuma demi uang, ataukah
seks, atau
benar-benar jatuh cinta?
Aku jadi penasaran.

Rahasia yang Mengejutkan

Malam itu, kakakku memanggilku masuk ke
kamarnya. Mereka
berdua sedang telanjang di balik selimut.
Aku disuruh
duduk di lantai. Tiba-tiba kakakku bertanya,

"Bagaimana, apakah kamu menikmati
pemandangan hari ini?"

"Hah, maksud cici apa?", tanyaku.
Mas Joko menjawab," Ha ha ha. Kamu jangan
pura-pura
bodoh karena kamu memang bodoh beneran.
Barusan kamu ada
dimana dan apa yang kamu lakukan?"
"Saya ada di kamar Mas. Sedang baca buku."
"Kamu bohong. Kamu jangan berpura-pura. Kita
sudah tahu
kok," kata Mas Joko.
"Iya, tapi kepalamu kelihatan dari atas
jendela situ,"
kata kakakku sambil menunjuk ke arah jendela
tempat aku
mengintip.

Belum hilang rasa terkejutku, Mas Joko sudah
menimpali,
"Kamu benar-benar orang yang gobloknya minta
ampun.
Sebenarnya aku sudah tahu beberapa bulan
lalu dan
sengaja membiarkan kamu menikmati
pemandangan ini."

"Beberapa bulan yang lalu aku pergoki kamu
sedang
mengintip aku mandi atau ganti baju," kata
kakakku,
"Kamu benar-benar kurang ajar. Sebenarnya
aku ingin
menghajar kamu. Tapi aku mengadu ke Mas Joko
dulu. Pasti
kamu juga pernah mengintip kita berduaan.
Benar-benar
bangsat kamu! Tapi karena Mas Joko
menyuruhku
membiarkannya, akhirnya aku biarkan."

"Eh.. Eh.. Tapi.. Tapi kenapa kok Mas
membiarkanku tanpa
menegurku. Sebenarnya dulu aku pernah pengin
ngaku tapi
nggak jadi, taku Cici makin marah. Sungguh.
Tapi lalu
kenapa kok Mas membiarkannya?" tanyaku
terbata-bata
karena belum hilang kekagetanku.

"Huahahahaha. Kamu ini memang benar-benar si
manusia
tanpa guna. Kamu orang yang benar-benar
guoblok, paling
goblok seluruh dunia. Kamu pengin tahu
kenapa? OK, aku
kasih tahu alasannya. Karena aku mendapat
kepuasan yang
lebih dengan menikmati cici-mu di tempat
tidur sementara
kamu adiknya menonton menikmatinya. Tidur
dengan cewek
sudah biasa buatku tapi menidurinya sambil
ditonton oleh
anggota keluarganya itu adalah kepuasan yang
lebih
buatku. Jarang aku mendapat kesempatan
seperti ini, tapi
sekarang dengan adanya orang goblok seperti
kamu,
jadinya niatku kesampaian. Tidak pernah aku
ketemu orang
goblok seperti kamu yang cici-nya digarap
cowok bukannya
menghalangi malah menikmati. Hahaha, benar-
benar
menggelikan. Itulah sebabnya kenapa akhir-
akhir ini
kegiatan seks kami jadi makin menggila,
karena adanya
kamu si goblok, bikin aku makin
menikmatinya. Ayo
sekarang tidak perlu ngintip segala, kamu
boleh nonton
langsung," kata Mas Joko sambil meraih
selimut yang
menutupi mereka berdua. Kakakku agak risi,
secara reflek
menutupi tubuhnya.

"Sudah jangan malu-malu. Toh dia sudah
sering melihat
kita. Ayo, sekarang tidak perlu ngintip
segala. Aku
pengin melihat cowok goblok yang suka
melihat cici-nya
digarap cowok lain."

Demikianlah akhirnya dengan terpaksa aku
melihat dengan
mata langsung kakakku disetubuhi oleh dia
secara liar.
Aku tidak berani berbuat apa-apa kecuali
mengikuti
perintahnya. Tapi kakakku sendiri juga
menikmati seks
yang liar malah dia jadi makin liar.

Namun, tidak hanya cuma itu. Karena untuk
lebih
memuaskan hatinya, kini aku disuruh menonton
kakakku
bercinta dengan cowok-cowok lain, seperti
supirnya Mas
Joko, tukang ojek, supir angkot, bahkan
beberapa anak
STM yang dulu. Rupanya Mas Joko orang yang
kelainan
juga. Ia puas menyaksikan aku hanya menonton
saja tak
bisa berbuat apa-apa ketika cici-ku
dinikmati oleh
cowok-cowok tersebut. Aku diharuskan berada
di dalam
kamar dimana cici-ku asyik bercinta dengan
mereka dan
menyaksikannya. Sementara Mas Joko kini
mengintip di
balik jendela, rupanya dia ingin
menyembunyikan
identitasnya. Sementara aku harus melihat
secara
langsung Tapi dengan perjanjian mereka harus
pakai
kondom, rupanya Mas Joko masih sayang dengan
kakakku.

Khusus untuk anak-anak STM malah mereka
bertiga
mengerjain kakakku rame-rame.

"Wah, kesempatan ini khan cewek yang dulu,"
kata mereka.


Mula-mula mereka bergiliran menyetubuhi
kakakku,
sementara yang lainnya tertawa-tawa dan
mengeluarkan
komentar-komentar yang jorok. Ada yang
menirukan
desahan-desahan kakakku sambil ketawa.
Kadang mereka
memandang ke arahku dan mengejekku. Lalu
setelah itu
mereka melakukannya rame-rame, meng-gangbang
kakakku.
Pada akhirnya, masing-masing menumpahkan
spermanya ke
tubuh kakakku sampai tubuh kakakku menjadi
basah. Ada
yangmenyemprotkan ke dadanya, perut, bahkan
ke mukanya.
Sampai rambutnya juga kena sperma. Tapi
sementara itu,
kakakku sepertinya menikmatinya. Aku tidak
tahu apakah
ia melakukan ini karena seks atau uang. Yang
pasti, ia
lebih mementingkan itu daripada malunya.

Tekad yang Bulat

Mula-mula diam-diam aku menikmatinya. Bahkan
aku bisa
ejakulasi sendiri. Saat kejadian dengan anak
STM aku
bahkan ejakulasi beberapa kali. Namun lama-
kelamaan aku
jadi muak dengan semua ini. Aku sudah bosan
dijadikan
alat terus-menerus. Sampai suatu hari hatiku
berontak.
Akhirnya aku memutuskan, apapun yang
terjadi, aku harus
keluar dari tempat terkutuk ini. Dan saat
yang tepat
adalah setelah aku lulus SMU dan menerima
semua
ijazahku. Aku harus tetap sabar menunggunya.
Pada
saatnya aku akan lari jauh entah kemana.

Sejak saat itu pula aku memutuskan aku akan
mencari uang
sendiri dengan kerja sambilan sebagai biaya
hidupku
selama disini dan juga untuk bekalku kelak.
Aku tidak
mau menggunakan uang mereka.

Menunggu adalah saat-saat yang paling lama
dan paling
menderita buatku. Karena aku sering dijejali
hal-hal
mesum seperti itu dan aku sudah muak dengan
hal-hal itu.
Sementara mereka makin liar saja. Kadang
malah ceweknya
tidak cuma kakakku, malah kadang kakakku
beradegan
lesbian dengan cewek itu, sebelum si Joko
dipijit
hamburger sebelum menyetubuhi mereka berdua,
dan banyak
yang lain lagi. Kini aku sudah tidak bisa
terangsang
lagi melihat adegan-adegan yang menjijikkan
seperti itu.


Setelah penantian yang lama, akhirnya
waktuku tiba juga.
Begitu hari penerimaan ijazah, aku langsung
kabur dari
rumah dengan membawa barangku seperlunya.
Aku tinggalkan
semua uang dari ciciku sejak aku memutuskan
beberapa
bulan lalu. Aku hanya meninggalkan sebuah
surat. Mereka
semua tidak akan pernah menyangka kalau aku,
si manusia
tanpa guna pada akhirnya berani menentukan
sikapku
sendiri. Ya, aku kabur. Walau tidak tahu mau
kemana.
Yang penting aku harus ke kota lain.